Mainan lato-lato (Sumber: freepik)


Mainan lato-lato tengah digandrungi oleh masyarakat Indonesia terutama anak kecil. Mainan yang melatih kesabaran itu terbuat dari dua bola plastik yang disambungkan dengan seutas tali. Cara bermainnya adalah dengan membenturkan kedua bola sehingga menghasilkan bunyi yang cukup keras.

Walaupun menyenangkan untuk dimainkan, taukah kamu mainan ini dulunya dinyatakan sebagai mainan berbahaya?

Dikutip dari tempo.co, sejumlah daerah sudah memberlakukan pelarangan permainan lato-lato di sekolah. Hikmat Ginanjar mengatakan bahwa hal itu untuk mencegah kondisi yang tidak diinginkan.

Permainan lato-lato belakangan ini dilaporkan membuat  banyak anggota tubuh lebam hingga harus mendapat tindakan medis.

Dibandingkan dengan mainan lato-lato saat ini, tempo dulu lato-lato jauh lebih berbahaya. Dikutip dari Quartz, lato-lato atau disebut Clackers telah populer sejak tahun 1960-an. Pada saat itu, lato-lato terbuat dari kaca akrilik, kayu, hingga logam.

Hal itu yang membuat lato-lato lebih berbahaya saat itu. Lato-lato yang terbuat dari kaca dapat pecah dan serpihannya berhamburan kemana-mana.

Pecahan kaca dapat mengenai mata dan membuat kebutaan atau dapat membuat goresan luka di anggota tubuh lain. Bukan hanya sang pengguna saja tetapi orang lain juga dapat terkena imbasnya.

Oleh karena itu, pada tahun 1971 FDA menetapkan standar baru untuk keamanan dalam produksi mainan dan melakukan pengujian. Setelah adanya standar itu produksi lato-lato ditarik sehingga tidak dapat dimainkan lagi karena termasuk mainan yang berbahaya.

Walaupun begitu, ilmu pengetahuan terus berkembang sehingga mainan lato-lato dapat kembali dimainkan dengan bahan yang lebih aman digunakan seperti plastik polimer.

Mainan lama tersebut kembali menjadi populer di Indonesia di tahun 2022 dan kembali mendapatkan pelarangan di beberapa daerah.

Dibalik sisi negatif dari mainan lato-lato, sisi positifnya adalah dapat membantu anak untuk melatih perkembangan motorik anak yaitu motorik halus. Juga dapat melatih kesabaran dan membuat anak menjadi pantang menyerah.

Oleh karena itu, mainan ini dapat dimainkan apabila dilakukan dengan hati-hati dan dengan pengawasan dari orang tua untuk mencegah hal yang tidak dinginkan terjadi.